Wahdi Subarkah (13040115130060)
M. Fadli Ilhami (13040115140047)
Lilik Kurniasari (13040115140064)
Seiring
dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media online yang
gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools seperti
blog, webpage, social networking system (friendster, facebook, tagged,
dan lainnya), dan Content Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu
meningkatkan kemampuan siswa.
Seiring
dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin
pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan)
berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan
sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi
pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan
sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat
dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga
pendidikan (sekolah, training dan universitas).
Kecenderungan
untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di
berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di
bidang telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi
hanya menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai
dapat dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten.
Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan fasilitas
internet.
Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai
pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk
mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain
adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau
web-based learning.
Ada 3 (tiga)
hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning),
yaitu:
1. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan
(“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat
saja mencakup LAN atau WAN). (Website eLearners.com),
2. tersedianya dukungan
layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM,
atau bahan cetak, dan
3. tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat
membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC,
2001).
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan
persyaratan lainnya, seperti adanya:
1. lembaga yang
menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning,
2. sikap positif dari peserta
didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet,
3. rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap
peserta belajar,
4. sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan
belajar peserta belajar, dan
5. mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh
lembaga penyelenggara.
Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan
bahwa pembelajaran elektronik (e-learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian,
interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar
lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001).
Manfaat pembelajaran elektronik menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity).
2. Memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
3. Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
4. Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as
well as archivable capabilities).
Sedangkan secara khusus e-learning mempunyai
ciri-ciri, antara lain:
1. memiliki content yang
relevan dengan tujuan pembelajaran,
2. menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh dan
latihan,
3. menggunakan
elemen-elemen seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk menyampaikan materi
pembelajaran, dan
4. membangun
pemahaman dan kemampuan yang terkait dengan tujuan pembelajaran baik secara
perseorangan atau kelompok [Clark & Mayer, 2003]
Untuk
melihat dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi [TIK] terhadap kegiatan
pembelajaran secara umum, ada beberapa istilah yang mirip, seperti: Distance
Education, Distance Learning, Computer Mediated Learning, Computer
Aided Instruction, dsb. Sehingga tak jarang terjadi tumpang tindih
dalam penggunaan istilah tersebut:
1. Distance
Learning, yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan
siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar [Ornager,
UNESCO, 2003].
2. Distance
Education, yaitu model pembelajaran dimana siswa berada di rumah atau kantor mereka
dan berkomunikasi dengan dosen maupun dengan sesama mahasiswa melalui e-mail,
forum diskusi elektronik, videoconference, serta bentuk komunikasi lain yang
berbasis komputer [Webopedia, 2003].
3. E-Learning,
yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan TIK
[Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic Center, 2003]. Maka penggunaan
istilah e-Learning, karena cakupan pengertiannya lebih umum digunakan dan juga
menekankan aspek penggunaan TIK dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran kapan
saja, dan dimana saja
DAFTAR PUSTAKA
Mutansyir, R. 2002. Sejarah Perkembangan Ilmu.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Willis, B. (1993). Distance education: A practical
guide. Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications.
Bates, A. W. (1995). Technology, Open Learning and
Distance Education. London: Routledge.
Wulf, K. (1996). Training via the Internet: Where are
We? Training and Development 50 No. 5. (20 September 2006).
Clark, R.C. dan Mayer, R E. (2003), E-Learning and the
science of instruction: Proven guidelines for consumers and designers of
multimedia learning, Pfeiffer, San Francisco.
Comments
Post a Comment